Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan. (Al Balad: 10)
Di dalam menjalani hidup ini, manusia adalah pemegang amanah risalah Allah. Ketika mahluk lain tidak mau memegang kepemimpinan, tetapi manusia dengan sombongnya ”Mau” memikulnya. Allah memberikan kelebihan daripada mahluk lain yaitu ”AKAL”. Dengan akal ini manusia bisa berpikir membedakan mana yang hak dan yang batil.
Manusia hidup di dunia (bumi tepatnya) membawa sebuah misi kehidupan dari Allah. Masing-masing individu menjadi subyek dalam misi tersebut, dan batas tugas tersebut pun masing-masing individu manusia berbeda. Ada yang baru tugas atau mendarat di bumi sudah dipanggil lagi untuk kembali, ada yang 5 tahun, 10 tahun, 25 tahun, 70 tahun dan macam-macam jangka waktunya tergantung dari pemberi Perintah. Asyiknya, masing-masing individu tidak ada yang tahu sampai kapan misi itu harus diselesaikan. Sang pemberi Perintah pun hanya memberikan potensi kehidupan dan akal serta petunjuk peta kehidupan.
Salah satunya dalam peta kehidupan tersebut disebutkan seperti ayat diatas ”Dan Kami (Allah) telah menunjukkan kepadanya dua jalan”. Ya, hanya ada dua jalan yaitu golangan kanan dan golongan kiri. Seperti lanjutan dari surat Al Balad ayat 17-20.
17. Dan dia (Tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.
18. Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan.
19. Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat kami, mereka itu adalah golongan kiri.
20. Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat.
Di dalam menjalani dua jalan ini ternyata, masing-masing individu menjalani kisah hidup sendiri-sendiri(kehidupan itu bersifat individual), sebanyak individu di muka bumi maka sebanyak itu pulalah kisah perjalanan hidup. Tetapi dari kisah hidup itu tetap saja bisa dimasukkan hanya ke dalam dua kategori yaitu golongan kanan dan golongan kiri.
Antara Pilihan dan Taqdir
Rizki (pemberian) Allah sudah ada kadarnya, masing-masing orang sudah punya jatahnya. Bekerja adalah pilihan, sehingga bisa dengan cara halal dan cara haram. Mati adalah suatu kepastian, cara mati adalah pilihan, jika ingin cara mati yang baik maka berdoa dan senantiasa berkelakuan baik. Khalid bin Walid, memilih untuk mati di medan perang fisabilillah maka hidup dan matinya hanya di fokuskan kepada setiap perjuangan Islam di medan perang dengan kekufuran, walaupun Khalid tahu bahwa Rasulullah pernah mengatakan bahwa Khalid akan mati di kasur. Khalid menjemput kepastian berupa kematian dengan berjuang di jalan Allah di tubuhnya ratusan bekas luka pedang dan tombak. Tempat mati kita adalah ketentuan illahi (rahasia illahi) maka berharap-harap cemaslah setiap waktu dan setiap tempat, siapa tahu itu adalah tempat kita mati. Tentu kita berharap mati di masjid ketika sholat dan ngaji, mati di medan jihad fisabilillah, mati di tempat kerja yang halal, mati ketika melaksanakan kewajiban kepada Allah dan menjauhi larangan allah, bukan mati dalam kondisi ketika melaksanakan keharaman dan meninggalkan kewajiban.
Maka, kita bisa memilih meninggalkan medan jihad, tidak sholat, berani kepada orang tua, tidak dakwah berjamaah, tidak ikut berjuang menegakkan khilafah, tidak sholat tahajud, tidak sholat dhuha, tidak mentadaburri Al qur’an, memilih menyendiri bertempat tinggal di tempat yang tenang di pulau terpencil, bekerja di tempat ribawi, dan lain sebagaianya.
Dalam kehidupan pasti kita dihadapkan pada setiap pilihan. Tentunya tidak akan sulit jika iman yang kuat tertanam di dada, kita akan pastikan setiap pilihan kita masih di jalur kanan, dan menjauhi sejauh-jauhnya golongan kiri.
Keimanan kita kepada Allah bahwa tawakallah yang menentukan rizki kita, akan menambah sepak terjang kita dalam bekerja di jalur kanan (cara yang halal). Keimanan kepada Rasulullah semakin menambah sepak terjang kita dalam meneladaninya di setiap kehidupan termasuk dakwah. Keimanan kepada Al Quran semakin menambah kita menjalani kehidupan dengan peta yang benar pasti selamat sampai tujuan.
Setiap Pilihan Pasti Di pertanggungjawabkan
Ada sebuah tulisan yang menanyakan seorang muslimah yang menikahi orang kafir karena cintanya. Menikah adalah pilihan dan cerai juga pilihan. Allah melarang seorang muslimah menikah dengan orang kafir maka telah jelas sekali pilihannya.
Ada yang bekerja di bank ribawi dengan alasan bekerja menafkahi keluarga. Pilihan yang juga jelas harus dipertanggungjawabkan, bekerja masih banyak pilihan yang lain, banyak orang tidak kerja di bank bisa menghidupi keluarganya.
Berhenti dakwah (baik fardhiyah maupun jamaah)juga adalah pilihan.
Seni dalam memilih:
Oleh: Zaidan Ats-Tsalis
http://m-tri.com/2009/10/hanya-ada-dua-jalan/
*
Di dalam menjalani hidup ini, manusia adalah pemegang amanah risalah Allah. Ketika mahluk lain tidak mau memegang kepemimpinan, tetapi manusia dengan sombongnya ”Mau” memikulnya. Allah memberikan kelebihan daripada mahluk lain yaitu ”AKAL”. Dengan akal ini manusia bisa berpikir membedakan mana yang hak dan yang batil.
Manusia hidup di dunia (bumi tepatnya) membawa sebuah misi kehidupan dari Allah. Masing-masing individu menjadi subyek dalam misi tersebut, dan batas tugas tersebut pun masing-masing individu manusia berbeda. Ada yang baru tugas atau mendarat di bumi sudah dipanggil lagi untuk kembali, ada yang 5 tahun, 10 tahun, 25 tahun, 70 tahun dan macam-macam jangka waktunya tergantung dari pemberi Perintah. Asyiknya, masing-masing individu tidak ada yang tahu sampai kapan misi itu harus diselesaikan. Sang pemberi Perintah pun hanya memberikan potensi kehidupan dan akal serta petunjuk peta kehidupan.
Salah satunya dalam peta kehidupan tersebut disebutkan seperti ayat diatas ”Dan Kami (Allah) telah menunjukkan kepadanya dua jalan”. Ya, hanya ada dua jalan yaitu golangan kanan dan golongan kiri. Seperti lanjutan dari surat Al Balad ayat 17-20.
17. Dan dia (Tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.
18. Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan.
19. Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat kami, mereka itu adalah golongan kiri.
20. Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat.
Di dalam menjalani dua jalan ini ternyata, masing-masing individu menjalani kisah hidup sendiri-sendiri(kehidupan itu bersifat individual), sebanyak individu di muka bumi maka sebanyak itu pulalah kisah perjalanan hidup. Tetapi dari kisah hidup itu tetap saja bisa dimasukkan hanya ke dalam dua kategori yaitu golongan kanan dan golongan kiri.
Antara Pilihan dan Taqdir
Rizki (pemberian) Allah sudah ada kadarnya, masing-masing orang sudah punya jatahnya. Bekerja adalah pilihan, sehingga bisa dengan cara halal dan cara haram. Mati adalah suatu kepastian, cara mati adalah pilihan, jika ingin cara mati yang baik maka berdoa dan senantiasa berkelakuan baik. Khalid bin Walid, memilih untuk mati di medan perang fisabilillah maka hidup dan matinya hanya di fokuskan kepada setiap perjuangan Islam di medan perang dengan kekufuran, walaupun Khalid tahu bahwa Rasulullah pernah mengatakan bahwa Khalid akan mati di kasur. Khalid menjemput kepastian berupa kematian dengan berjuang di jalan Allah di tubuhnya ratusan bekas luka pedang dan tombak. Tempat mati kita adalah ketentuan illahi (rahasia illahi) maka berharap-harap cemaslah setiap waktu dan setiap tempat, siapa tahu itu adalah tempat kita mati. Tentu kita berharap mati di masjid ketika sholat dan ngaji, mati di medan jihad fisabilillah, mati di tempat kerja yang halal, mati ketika melaksanakan kewajiban kepada Allah dan menjauhi larangan allah, bukan mati dalam kondisi ketika melaksanakan keharaman dan meninggalkan kewajiban.
Maka, kita bisa memilih meninggalkan medan jihad, tidak sholat, berani kepada orang tua, tidak dakwah berjamaah, tidak ikut berjuang menegakkan khilafah, tidak sholat tahajud, tidak sholat dhuha, tidak mentadaburri Al qur’an, memilih menyendiri bertempat tinggal di tempat yang tenang di pulau terpencil, bekerja di tempat ribawi, dan lain sebagaianya.
Dalam kehidupan pasti kita dihadapkan pada setiap pilihan. Tentunya tidak akan sulit jika iman yang kuat tertanam di dada, kita akan pastikan setiap pilihan kita masih di jalur kanan, dan menjauhi sejauh-jauhnya golongan kiri.
Keimanan kita kepada Allah bahwa tawakallah yang menentukan rizki kita, akan menambah sepak terjang kita dalam bekerja di jalur kanan (cara yang halal). Keimanan kepada Rasulullah semakin menambah sepak terjang kita dalam meneladaninya di setiap kehidupan termasuk dakwah. Keimanan kepada Al Quran semakin menambah kita menjalani kehidupan dengan peta yang benar pasti selamat sampai tujuan.
Setiap Pilihan Pasti Di pertanggungjawabkan
Ada sebuah tulisan yang menanyakan seorang muslimah yang menikahi orang kafir karena cintanya. Menikah adalah pilihan dan cerai juga pilihan. Allah melarang seorang muslimah menikah dengan orang kafir maka telah jelas sekali pilihannya.
Ada yang bekerja di bank ribawi dengan alasan bekerja menafkahi keluarga. Pilihan yang juga jelas harus dipertanggungjawabkan, bekerja masih banyak pilihan yang lain, banyak orang tidak kerja di bank bisa menghidupi keluarganya.
Berhenti dakwah (baik fardhiyah maupun jamaah)juga adalah pilihan.
Seni dalam memilih:
- Pilihlah dan kerjakan sekuat mungkin setiap kewajiban baik kewajiban fardhiyah maupun kewajiban kifayah…(kewajiban tidak akan pernah gugur sebelum dilakukan)
- Pilihlah dan kerjakan amalan sunnah yang sekiranya bisa istiqomah, latihlah secara bertahap dan jadikan sebuah kebiasaan hingga menjadi karakter.
- Pilihlah perbuatan yang mubah dan kerjakan secukupnya, jangan berlebihan karena bisa mengeraskan hati. (hati yang keras akan sulit menerima kebenaran)
- Pilihlah untuk mengatakan “TIDAK” pada setiap keharaman dan jauhi sejauh-jauhnya.
- Pilihlah untuk menjaga diri berani meninggalkan yang Makruh, karen bisa meninggalkan yang makruh insayallah yang Haram pasti bisa.
Oleh: Zaidan Ats-Tsalis
http://m-tri.com/2009/10/hanya-ada-dua-jalan/
0 comments: