Standar Aqidah
6:56 PM | Author: el-Hafiy
Standar Aqidah

Islam adalah agama sempurna, sesuai di setiap tempat dan berlaku sepanjang masa. Islam mengatur semua hal pada manusia, agar manusia hidup bahagia di dunia, juga di akhirat kelak

*
Share/Bookmark
Kata “KAFIR”, Bukan Delik Pidana!
5:34 AM | Author: el-Hafiy
Kata “KAFIR”, Bukan Delik Pidana!.
(Analisis Yuridis UUD 1945, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis , Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan  Surat Edaran Kapolri Nomor: SE/6/X/2015 tentang Penanganan Ujaran Kebencian)

*
Share/Bookmark
HAJAR TERUS, HTI!
10:53 PM | Author: el-Hafiy
HAJAR TERUS, HTI!

Oleh: Happy Nur Widiamoko

Boby Febrik Sedianto, mahasiwa Universitas Indonesia, dalam waktu singkat membuat geger pengguna media sosial di Indonesia. Aktivis Gema Pembebasan itu muncul dalam video berkonten politik berdurasi 1 menit 37 detik.

Video lekas menjadi riuh. Diulas dimana-mana. Pesan yang hendak disampaikan Bobby sangat jelas, menentang pencalonan Ahok dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2017. Dalih yang dipakai sangat gamblang, ‘Tolak Pemimpin Kafir’.

Berbarengan dengan video Bobby, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menggelar aksi dengan tema serupa. Klaim nya 20.000 massa termobilisasi dalam aksi tersebut. Mungkin angka sesungguhnya ada dibawah itu. Patut diduga, mobilisasinya juga tak hanya datang dari kawasan Jakarta dan sekitarnya.

Seperti biasa, apa yang dilakukan HTI cepat-cepat mendulang respon balik. Terutama oleh klas menengah di media sosial. Serangan-serangan politik ke HTI berhamburan. Berputar dalam pernyataan-pernyataan semacam ‘Anti Demokrasi, tapi memanfaatkan demokrasi’ atau ‘Anti NKRI dan Pancasila, tapi hidup di Indonesia.’

Itu adalah argumen-argumen yang terus didaur ulang. Membosankan sebenarnya untuk didengar. Agar tak membosankan, biasanya disertai dengan olok-olok, hujatan, sarkasme atau meme-meme yang tendensius. Begitu terus siklusnya. Diulang-ulang.

Apa yang dilakukan HTI dengan kampanye ’Anti Kafir’-nya adalah memobilisasi massa. Jumlah mobilisasinya tak bisa dibilang kecil. Sama sekali tak bisa dipandang sebelah mata. Sementara apa yang dapat dijalankan oleh klas menengah penentangnya adalah menghardiknya di media sosial.

Jelas disini terlihat siapa yang lebih kuat, kongkrit dan terorganisir. Jelas siapa yang cuma bisa menye-menye dengan ujaran ngehek-nya, serta siapa yang benar-benar sanggup mewujudkan ujaran dalam organisasi dan pergerakan.

Ada jarak kapasitas yang membentang. Jarak yang membedakan mana tukang bacot kebocah-bocahan dan mana kelompok yang serius. Maka HTI jelas sekali terklasifikasi sebagai kelompok yang serius. HTI jelas wajahnya, tujuan dan cara untuk mengembangkan maksud-masudnya.

Tiga tahun silam, dalam ‘Muktamar Khilafah’ HTI bahkan sanggup memenuhi GBK. Sayap mahasiwa mereka, Gema Pembebasan, pun makin hari makin mendapatkan tempat di kampus-kampus besar.
Boby Febrik Sedianto hanya salah satu contoh dari ribuan aktivisnya.

Keseriusan HTI juga bisa dilihat dalam keseharian pengorganisasian. Belasan tahun sudah, terbitan HTI secara ajeg beredar diantara jamaah sholat jumat. Patut diduga oplahnya terus meningkat. Ketelatenan dalam menarik pengikut juga terbilang luar biasa. Merujuk kesaksian, mereka siap ‘menempel’ hingga bertahun-tahun bahkan hanya untuk satu orang sasaran. Kalian sanggup?

Di media sosial, -dengan Felix Siauw sebagai pengecualian-, secara organisasinal HTI hanya mendulang ‘Like’ dan ‘Share’ ratusan, jarang menembus ribuan. Tapi mereka sanggup menumpahkan ribuan hingga puluhan ribu orang di jalan jika sedang meniatkan agenda politiknya. Mulai terlihat jelas perbedaannya bukan?

Sebaliknya, klas menengah penentangnya adalah Si Mulut Besar. Sejenis generasi milenial yang mabuk ‘Like’ dan ‘Share’. Menenggak popularitas semu dari cawan kebebasan abal-abal. Klas menengah ini dikenal sebagai komplotan perisak. Bangga dan berpuas diri dengan celometannya. Jadi seleb-seleb fana dunia maya yang sesungguhnya impoten secara politik.

Sebagian lainnya adalah intelektual-intelektual adiluhung. Yang dari balik meja mengandaikan dunia ada dalam genggaman. Cukup dengan menulis ini itu dan memamerkan seberapa banyak aneka seminar telah mereka arungi. Seberapa ramai funding membiayai programnya. Sama dengan generasi milineal, mereka mandul secara politik.

Kedua spesies klas menengah ini pantas disebut pengecut. Sangat pengecut bahkan. Sebagian mereka kerap secara lantang atau malu-malu mengujarkan harapan, agar negara menindak tegas HTI. Mereka takut HTI makin membesar, tapi malas berbuat lebih, kecuali hanya membacot tak berkesudahan.

Tak ada usaha lebih. Nyaman dengan kesehariannya di sudut cafe, di balik gawai atau kongkow-kongkow bersama delegasi lembaga donor. Pemalas yang banyak omong dan cengengesan ini, bagaimana mungkin menandingi organisasi serius macam HTI. Pengecut yang menyedihkan, jelas bukan siapa-siapa dibanding kader-kader yang ditempa kesukaran dan diuji ketabahan di lapangan.

Ekspresi kepengecutan karena tak mampu vis a vis dengan HTI kemudian membanjir dalam hujatan ke media sosial. Ekspresi yang miskin daya pukul. Seolah-olah berani, tapi ciut nyali. Sekedar berani membusa di balik nikmatnya keyboard dan layar ponsel. Disana, mereka telah merasa menang atau perkasa. Menggekikan bukan?

Ada pertanyaan mudah, kalian membenci HTI? Muak dengan kampanye ‘Kafir’ atau ‘Anti Demokrasi’-nya? Dengarkan! Kebencian kalian tak akan membantu dan berguna sama sekali, sampai kalian mampu mengorganisasikan kekuatan sepadan atau melampaui mereka. Tapi rasanya kalian memang cukup puas ditakdirkan menjadi zombie-zombie internet belaka!

Maka, hajar terus, HTI ! Jangan beri mereka ampun!

*) Pekerja leasing. Bermukim di Kalasan.
*
Share/Bookmark
💎 Al-Imam 'Abdul Qadir al-Jaylani -rahimahullah- Mengoreksi Penguasa Secara Terang-Terangan dan Terbuka di Atas Mimbar Masjid 💎

Al-Imam 'Abdul Qadir al-Jaylani -rahimahullah- mengoreksi kebijakan penguasa (Khalifah) terang-terangan di atas mimbar Masjid. Yakni mengoreksi kebijakan Khalifah al-Muqtafi yang keliru karena mengamanahkan jabatan hakim peradilan kepada orang yang lalu berbuat kezhaliman-kezhaliman. Beliau lalu menasihati dan mengoreksi terang-terangan di atas mimbar di masjid ketika sang khalifah berada di dalamnya dalam perkataan dan peringatan keras:

وليت على المسلمين أظلم الظالمين وما جوابك غدًا عند رب العالمين
"Engkau telah mengangkat seseorang untuk kaum muslimin yang paling zhalim di antara orang-orang yang zhalim, lantas apa jawaban engkau esok hari (di Akhirat) di sisi Rabb Alam Semesta ini?!"

Lalu Sang Khalifah memecat hakim tersebut.

Lihat: Dr. Ali Muhammad al-Shallabi, Al-'Âlim al-Kabîr wa al-Murabbiy al-Syahîr al-Syaikh ’Abd al-Qadir al-Jaylani, Kairo: Mu’assasat Iqra’, cet. I, 1428 H, hlm. 85.

Irfan Abu Naveed Al-Atsari


*
Share/Bookmark
DIALOG KYAI DENGAN LIBERAL
6:23 PM | Author: el-Hafiy
DIALOG KYAI DENGAN LIBERAL

Liberal : "Pak Kyai, anda ini sebenarnya gak pantes dakwah."

Kyai: "Oh yaa ???"

Liberal : "Karena anda sama sekali gak ngerti kaidah ushul fiqih."

Kyai : "Oh begitu ??"

Liberal : "Misalnya.. anda ini terlalu semangat menyuruh kami membuang demokrasi, padahal Khilafah yang anda kampanyekan masih belum ada."

Kyai : "Lha terus ???"

Liberal : "Ibarat pakaian, sebenarnya kami ini masih memakai baju butut berlubang-lubang... masa kami disuruh membuang pakaiannya? Telanjang dong.."

Kyai : "Oh."

Liberal : "Nah itu sangat bertentangan dengan kaidah ushul fiqih."

Kyai : "Yang mana ?"

Liberal : "Itu... yang "Maa laa yadroku kulluha laa yutroku kulluhu (Apa yang tidak bisa dilaksanakan semuanya jangan ditinggalkan semuanya}."

Kyai manggut-manggut sambil ngelus-ngelus janggotnya.

Kyai : "Antum pinter juga yah, sepertinya familiar dengan kaidah ushul fiqih."

Liberal : "Lho, gini-gini saya kan LC."

Kyai : "Oooh..., Boleh saya tanya mas ?"

Liberal : "Sialan, eeh.. maksudnya silahkan kyai.."

Kyai : "Menurut antum, orang Islam yang sudah shalat, puasa, zakat dll tapi belum melaksanakan hudud, jinayat... apakah mereka sudah pakai pakaian yang baik?'

Liberal : "Ya seperti itu tadi Kyai, ibaratnya mereka masih pakai baju butut."

Kyai : "Lha terus yang menurut antum.. kami "menyuruh telanjang" itu apakah antum menuduh kami menyuruh orang agar nggak shalat, nggal zakat dll... gitu?"

Liberal : "Ya nggak gitu kyai, tapi karena Kyai menyuruh kami membuang demokrasi, itu yang saya anggap menyuruh orang telanjang."

Kyai : "Oooh... Jadi menurut antum, orang Islam shalat, zakat, haji, tapi karena gak memakai demokrasi, antum anggap mereka telanjang?"

Liberal : "Yah... nggak kyai." [sambil keringetan]

Kyai : "Antum bener lulusan LC ?"

Liberal : "Benar Kyai, LC Lulusan Cibinong."

Kyai : "Wha ha ha ha..."

Kyai : "Gini mas liberal, kaidah yang kamu sampaikan tadi bener. Sekarang ini, semuanya lagi pakai baju butut berlubang-lubang, dan saya mengajak untuk memakai baju yang bagus. Tapi sekarang sulit karena bajunya belum selesai dijahit, sehingga otomatis semuanya masih memakai baju butut bertambal-tambal."

Liberal : "Berarti demokrasi boleh Kyai ?"

Kyai : "Lha demokrasi itu kotoran yang harus dibuang. Jadi, kalau menambal baju butut, maka harus benar-benar kain tambalan yang benar-benar dari Islam. Syariat mana yang belum dikerjakan, maka segera dilaksanakan sebisanya. Shalat yang belum sempurna, disempurnakan dan ditambah dengan nafilah-nafilah. Itulah namanya tambalan."

Liberal : "Ooh gitu ya Kyai ?"

Kyai : "Huuum... Jadi, demokrasi dan kotoran-kotoran lain harus dibersihkan. Dibersihkan pake istighfar yang banyak, dan jangan ambil lagi... sambil kita menyelesaikan baju yang baru. Jadi, walaupun baju butut, tapi kalau bersih tanpa kotoran, itu lebih sedap dipandang... daripada udah butut, kumal, kusam, berdaki, eeh.. masih dikotor-kotori pake demokrasi."

Liberal : "Iya kyai... cukup... cukup... syukran. Mulai sekarang saya akan ikut membuang demokrasi."
*
Share/Bookmark
Bolehkah Menyembunyikan Tujuan Perjuangan?
6:17 AM | Author: el-Hafiy
Bolehkah Menyembunyikan Tujuan Perjuangan?

Soal:

Bolehkah menyembunyikan perjuangan untuk menegakkan Khilafah dengan alasan strategi perjuangan?


Jawab:

Harus dibedakan antara gagasan (fikrah), metode (thariqah/manhaj) dan strategi (siyasah). Berbicara tentang gagasan (fikrah) dan metode (thariqah/manhaj) merupakan pembahasan tentang dua sisi mata uang yang tidak boleh dipisahkan di dalam Islam. Sebab, Islam tidak mungkin akan eksis tanpa gagasan, konsep dan fikrah. Gagasan, konsep dan fikrah ini tidak akan eksis tanpa metode (thariqah/manhaj) yang bisa mewujudkannya di tengah-tengah kehidupan.
*
Share/Bookmark
CARA KAPITALISME MENGUASAI DUNIA
4:44 PM | Author: el-Hafiy
CARA KAPITALISME MENGUASAI DUNIA
[Tulisan panjaaaaang dari Ustadz Dwi Condro Triyono, Ph.D ini nambah ilmu banget, baca pelan-pelan dan pahami yak, sayang kalo kelewatan]

Sistem ekonomi kapitalisme telah mengajarkan bahwa pertumbuhan ekonomi hanya akan terwujud jika semua pelaku ekonomi terfokus pada akumulasi kapital (modal).

*
Share/Bookmark
Khutbah Idul Fitri 1437 H
Takwa: Taat kepada Syariah secara Kaffah

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الله اكبر 7×
اللهُ اَكْبَرْ كَبِيْراً وَالْحَمْدَ ِللهِ كَثِيْراً وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ جَعَلَ هَذَ الْيَوْمِ عِيْداً لِلْمُسْلِمِيْنَ وَحَرَّمَ عَلَيْهِمْ فِيْهِ الصِّياَمَ، وَنَزَّلَ الْقُرْآنَ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّناَتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانَ خَيْرَ نِعَمٍ، اَحْمَدُهُ وَاشْكُرُهُ عَلَى كَمَالِ اِحْسَانِهِ وَهُوَ ذُو الْجَلاَلِ وَاْلإِكْراَمِ.
اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهِ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِ وَيُمِيْتُ وَهُوَ حَيٌّ دَائِمٌ قَائِمٌ لاَ يَمُوْتُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْئٍ عَلِيْمٌ. وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ خَيْرَ اْلأَناَمِ .
أُصَلِّيْ وَاُسَلِّمُ عَلَى الْقَائِدِ وَالْقُدْوَةِ مُحَمَّدِ ابْنِ عَبْدِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَذُرِّيَّتِهِ، وَمَنْ دَعاَ اِلَى اللهِ بِدَعْوَتِهِ وَمَنْ جاَهَدَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ حَقًّ جِهاَدِهِ اِلِى دَارِ السَّلاَمِ.
اَمَّا بَعْدُ، فَيَا اَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقاَتِهِ وَقَدْ اَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى وَتَمَسَّكَ بِاْلإِسْلاَمِ وَاْلكَافِرُوْنَ بِهِ هُمْ فِيْ نَارِ جَهَنَّمِ

Allâhu Akbar 3X wa lil-Lâh al-hamd,
Ma’âsyira al-Muslimîn rahimakumulLâh.
 Hari ini umat Islam seluruh dunia bergembira merayakan har raya Idul Fithri. Dengan diiringi takbir, tahmid, tasbih, dan tahlil, mereka berbondong-bondong untuk menunaikan shalat Id.
 Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah SWT karena telah diberikan kesempatan dan kekuatan untuk menyelesaikan puasa Ramadhan. Kita berharap, puasa yang kita kerjakan diterima oleh Allah SWT sebagai amal shalih dan diganjar dengan pahala berlipat-lipat. Kita berharap, puasa yang kita kerjakan dapat menggugurkan dosa-dosa kita yang telah lalu sebagaimana diberitakan Rasulullah saw. Kita pun berharap, berpuasa sebulan penuh dapat mengantarkan kita menjadi kaum yang bertakwa sebagaimana diterangkan dalam firman Allah SWT:

﴿يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ﴾

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana puasa itu diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa (QS al-Baqarah [2]: 183).

 La’allakum tattaqûn (agar kalian bertakwa). Itulah hikmah yang akan diraih oleh orang-orang yang berpuasa menurut ayat ini. Umar bin Abdul Aziz rahimahulLâh, sebagaimana dikutip Imam as-Suyuthi dalam Ad-Durr al-Mantsûr, berkata:

]لَيْسَ تَقْوَى اللَهِ بِصِيَامِ النَّهَارِ وَلاَ بِقِيَامِ اللّيْلِ والتَّخْلِيْطِ فِيْمَا بَيْنَ ذَلِكَ، وَلَكِنْ تَقْوَى اللَّهِ تَرْكُ مَا حَرَّمَ اللَّهُ وَأَدَاءُ مَا افْتَرَضَ اللَّهُ[

Takwa kepada Allah itu bukanlah berpuasa pada siang hari, shalat pada malam hari dan memadukan keduanya. Namun, takwa kepada Allah itu adalah meninggalkan apa saja yang telah Allah haramkan dan menunaikan apa saja yang telah Allah wajibkan.

 Ibnu al-Qayyim al-Jauziyyah rahimahulLâh dalam kitabnya, Zâd al-Muhâjir ilâ Rabihi, juga berkata, “Hakikat takwa adalah mengerjakan ketaatan kepada Allah atas dasar iman dan mengharapkan ridha-Nya, baik atas perkara yang Allah perintahkan maupun yang Allah larang; lalu melakukan apa saja yang Allah SWT perintahkan karena mengimani perintah-Nya dan membenarkan janji-Nya, serta meninggalkan apa saja yang Allah larang karena mengimani larangan-Nya dan takut terhadap ancaman-Nya.”

Allâhu Akbar 3X wa lil-Lâh al-hamd,
Ma’âsyira al-Muslimîn rahimakumulLâh.
 Itulah takwa. Itulah yang diharapkan terwujud setelah menjalankan ibadah puasa, yakni kelahiran orang-orang yang bertakwa kepada Allah SWT dengan ketakwaan yang sebenar-benarnya. Mereka adalah orang-orang yang menaati syariah-Nya secara kâffah atas dasar keimanan.

 Karena itu, orang yang bertakwa tidak akan berani minum khamr, misalnya, apalagi melegalkan khamr itu dalam kehidupan. Tentu karena Allah SWT telah mengharamkan khamr. Khamr adalah perbuatan najis, termasuk perbuatan setan dan wajib dijauhi. Khamr juga bisa menimbulkan permusuhan dan kebencian serta menghalangi manusia dari mengingat Allah SWT dan shalat (lihat QS al-Maidah [5]: 90-91). Bahkan Rasulullah saw. bersabda:

«الْخَمْرُ أُمُّ الْخَبَائِثِ»

Khamr adalah biang segala keburukan (HR ad-Daruquthni).

 Untuk diketahui, di DPR sekarang sedang digodok RUU Minuman Keras atau Minuman Beralkohol. Ironisnya, arus besar yang berkembang di DPR hanya sebatas mengatur dan mengendalikan minol (minuman beralkohol) dan miras (minuman keras), bukan melarang dan memberantasnya. Jika mereka adalah orang-orang yang bertakwa, niscaya mereka tidak akan melegalkan khamr, apa pun alasannya.

Allâhu Akbar 3X wa lil-Lâh al-hamd,
Ma’âsyira al-Muslimîn rahimakumulLâh.
 Orang yang bertakwa juga tidak akan berani memakan harta dari transaksi riba. Mereka juga tidak akan melegalkan riba, apalagi menjadikan riba sebagai urat nadi perekonomian dan menjadikan utang ribawi sebagai sumber pendapatan negara. Tentu karena Allah SWT telah mengharamkan riba dengan tegas. Pemakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti orang yang berdiri kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila; ia diancam untuk dijadikan sebagai penghuni neraka (lihat QS al-Baqarah [2]: 275). Jika mereka tetap tidak mau meninggalkan sisa riba, diumumkan kepada mereka perang dengan Allah SWT dan Rasul-Nya (lihat QS al-Baqarah [2]: 279).

 Tentang dosa riba, Rasullah saw. bahkan bersabda:

«الرِّبَا ثَلاَثَةٌ وَسَبْعُونَ بَابًا أَيْسَرُهَا مِثْلُ أَنْ يَنْكِحَ الرَّجلُ أُمَّهُ»

Riba itu memiliki 73 pintu. Yang paling ringan (dosanya) adalah seperti seseorang yang menzinai ibunya sendiri (HR al-Hakim dan al-Baihaqi).

 Untuk diketahui, total utang Pemerintah Indonesia pada Mei 2016 ini telah mencapai Rp 3.323 triliun. Semua utang tersebut adalah utang ribawi yang jelas-jelas haram. Jika para penguasa itu adalah orang-orang yang bertakwa, niscaya mereka tidak akan berutang dengan utang ribawi sebanyak itu. Apalagi sebagian besar utang ribawi itu didapat dari negara-negara kafir penjajah yang sudah terbukti menjerumuskan negara ini ke dalam cengkeraman penjajahan.

Allâhu Akbar 3X wa lil-Lâh al-hamd,
Ma’âsyira al-Muslimîn rahimakumulLâh.
 Orang yang bertakwa juga tidak akan tertarik untuk memilih dan mengangkat orang kafir sebagai pemimpinnya. Apalagi ikut mengkampanyekan calon pemimpin kafir di mana-mana. Tentu karena Allah SWT telah mengharamkan umat Islam mengangkat orang kafir sebagai pemimpin mereka. Allah SWT berfirman:

﴿وَلَنْ يَجْعَلَ اللَّهُ لِلْكَافِرِينَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ سَبِيلاً﴾

Allah sekali-kali tidak akan pernah memberikan jalan kepada kaum kafir untuk memusnahkan kaum Mukmin (QS al-Nisa’ [4]: 141).

 Berdasarkan ayat ini dan nas-nas lainnya, umat Islam haram mengangkat orang kafir sebagai pemimpin mereka. Tidak ada ikhtilaf di kalangan para ulama atas keharaman ini. Al-Qadhi ‘Iyadh, sebagaimana dikutip oleh Imam al-Nawawi dalam Syarh Muslim, berkata, “Tidak ada perbedaan di kalangan para ulama bahwa kepemimpinan itu tidak sah bagi orang kafir.”

 Ibnu Hazm dalam Marâtib al-Ijmâ’ juga berkata, ”Para ulama sepakat bahwa kepemimpinan tidak boleh diserahkan kepada perempuan, orang kafir, anak kecil yang belum balig (dewasa) dan orang gila.”

 Namun, sekarang muncul pernyaatan yang dilemparkan ke tengah-tengah umat, “Pemimpin kafir yang jujur dan adil adalah lebih baik daripada pemimpin Muslim yang tidak jujur dan tidak adil.”

 Jelas, pernyataan seperti ini tidak mungkin keluar dari lisan orang yang bertakwa. Tentu, selain menyalahi al-Quran, as-Sunnah dan ijmak para ulama, pernyataan itu jelas merendahkan umat Islam. Seolah-olah tidak ada seorang pun dari umat Islam ini yang layak menjadi pemimpin lantaran tak ada seorang pun yang jujur dan adil sehingga mereka harus mengemis kepada orang kafir untuk menjadi pemimpin mereka.

Allâhu Akbar 3X wa lil-Lâh al-hamd,
Ma’âsyira al-Muslimîn rahimakumulLâh.
 Orang yang bertakwa tidak akan mau menerima sistem demokrasi yang telah menjadikan manusia sebagai pembuat hukum. Hukum yang ditetapkan lewat proses demokrasi pun tidak didasarkan pada halal dan haram, tetapi didasarkan pada suara terbanyak. Padahal dalam Islam, pemilik otoritas tunggal untuk membuat hukum hanyalah Allah SWT, sebagaimana firman-Nya:

﴿إِنِ الْحُكْمُ إِلاَّ لِلَّهِ أَمَرَ أَلاَّ تَعْبُدُوا إِلاَّ إِيَّاهُ﴾

Keputusan (hukum) itu hanyalah milik Allah. Dia telah memerintahkan agar kalian tidak menyembah selain Dia (QS Yusuf [12]: 40).

 Suara terbanyak jelas tidak boleh dijadikan sebagai penentu dalam ketetapan hukum. Sebab, suara terbanyak tidak selalu sejalan dengan kebenaran. Bahkan Allah SWT menegaskan bahwa jika kalian menuruti kebanyakan manusia yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkan kalian dari jalan-Nya (lihat QS al-An’am [16]: 116).

Allâhu Akbar 3X wa lil-Lâh al-hamd,
Ma’âsyira al-Muslimîn rahimakumulLâh.
 Orang yang bertakwa pasti akan menolak liberalisme. Tentu karena liberalisme meniscayakan kebebasan dan menolak terikat dengan syariah. Liberalisme berlawanan dengan Islam yang justru mewajibkan manusia untuk terikat dengan semua hukumnya.

 Orang yang bertakwa juga akan menolak sekularisme yang mereduksi Islam sebagai agama yang hanya mengatur urusan pribadi. Padahal Islam adalah agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Semua aturan Islam wajib diterapkan. Allah SWT berfiman:

﴿يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلاَ تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ﴾

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kalian menuruti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh kalian yang nyata (QS al-Baqarah [2]: 208).

 Saat menjelaskan ayat ini, seorang ulama mufassir terkemuka, Abu al-Fida Ibnu Katsir rahimahulLâh, berkata, “Allah SWT memerintahkan hamba-Nya yang Mukmin dan membenarkan Rasul-Nya untuk mengambil semua aspek Islam dan syariahnya, mengamalkan semua perintahnya dan meninggalkan semua larangannya selama mereka mampu mengerjakan semuanya.”

 Ibnu Jarir al-Thabari rahimahulLâh juga menerangkan ayat ini dengan ungkapan, “Wahai kaum Mukmin, amalkanlah syariah Islam secara keseluruhan, dan masuklah ke dalam Islam dengan membenarkan Islam, baik dengan perkataan maupun perbuatan. Tinggalkanlah upaya mengikuti jalan-jalan setan dan jejak langkahnya karena permusuhan setan kepada kalian adalah nyata. Jalan setan yang dilarang untuk kalian ikuti adalah semua yang bertentangan dengan hukum dan syariah Islam.”

 Karena itu, orang yang bertakwa pasti akan menginginkan syariah diterapkan secara kâffah dalam semua aspek kehidupan.

Allâhu Akbar 3X wa lil-Lâh al-hamd,
Ma’âsyira al-Muslimîn rahimakumulLâh.
 Orang yang bertakwa juga tidak akan menolak Khilafah, apalagi menentang dan menjadi penghalangnya. Tentu karena Khilafah adalah kewajiban yang harus ditegakkan. Tidak ada ikhtilaf di kalangan para ulama tentang kewajiban menegakkan Khilafah ini. Imam al-Qurthubi rahimahulLâh dalam kita tafsirnya, Al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur`ân, menegaskan, “Tidak ada perbedaan pendapat di kalangan umat maupun para imam tentang kewajiban mengangkat khalifah, kecuali al-‘Asham. Dinamakan al-Asham (orang yang tuli) karena dia tuli dari syariah. Demikian pula orang yang sependapat dengan dia serta mengikuti pendapat dan mazhabnya.”

 Selain itu, penerapan syariah secara kâffah membutuhkan keberadaan Khilafah. Sebagaimana dijelaskan oleh para ulama mu’tabar, Khilafah adalah institusi pelaksana syariah. Imam Abu Zakari an-Nawawi rahimahulLâh dalam Rawdhah at-Thâlibîn wa Umdat al-Muftîn, berkata:

]لاَ بُدَّ لِلْأُمَّةِ مِنْ إِمَامٍ يُقِيمُ الدِّينَ، وَيَنْصُرُ السُّنَّةَ، وَيَنْتَصِفُ لِلْمَظْلُومِينَ، وَيَسْتَوْفِي الْحُقُوقَ وَيَضَعُهَا مَوَاضِعَهَا[

Umat harus memiliki seorang imam (khalifah) yang bertugas menegakkan agama, menolong sunnah, membela orang yang dizalimi serta menunaikan hak dan menempatkan hak itu pada tempatnya.

 Tanpa Khilafah, niscaya banyak sekali hukum syariah yang terabaikan dan tidak diterapkan dalam kehidupan, sebagaimana saat ini. Karena itu, orang bertakwa akan merindukan dan mendambakan Khilafah, bahkan turut berjuang untuk mengembalikan tegaknya Khilafah Rasyidah ‘ala minhajin nubuwwah.

Allâhu Akbar 3X wa lil-Lâh al-hamd,
Ma’âsyira al-Muslimîn rahimakumulLâh.
 Orang yang bertakwa juga tidak akan menganggap syariah dan khilafah sebagai ancaman. Tentu karena syariah dan khilafah adalah risalah dari Allah SWT yang dibawa oleh Rasulullah saw. Penerapan syariah dan penegakkan khilafah akan mewujudkan rahmat bagi alam semesta. Allah SWT berfirman:

﴿وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ﴾

Kami tidak mengutus kamu [Muhammad] kecuali untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam (QS al-Anbiya’ [21]: 107).

Menurut Al-‘Allamah Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani rahimahuLlâh, ayat ini menjelaskan bahwa tujuan Rasulullah saw. diutus adalah agar risalahnya menjadi rahmat bagi manusia. Konsekuensinya, risalah ini diturunkan untuk mewujudkan kemaslahatan (jalb al-mashalih) mereka dan mencegah kemafsadatan (dar’u al-mafasid) dari mereka.

 Khilafah juga akan menjadi junnah (perisai) yang melindungi umat Islam. Tidak seperti sekarang, umat Islam benar-benar seperti anak yatim tanpa pelindung. Agama mereka dilecehkan. Darah mereka ditumpahkan. Harta kekayaan mereka pun dijarah oleh musuh-musuh mereka. Semua itu menimpa mereka tanpa ada yang melindungi. Lihatlah saudara-saudara kita di Suriah yang setiap hari dibombardir oleh rezim kafir Basyar Asad dan negara-negara kafir penjajah. Demikian pula saudara-saudara kita di Palestina dan Rohingnya. Nasib serupa juga dialami oleh kaum Muslim di Afrika Tengah, Irak, Uzbekistan, dan lain-lain. Semua itu terjadi ketika umat Islam hidup tanpa Khilafah sebagai pelindung mereka.

 Khilafah juga akan menyatukan umat Islam dalam satu kepemimpinan. Tidak seperti sekarang, umat Islam terpecah-pisah menjadi lebih dari 50 negara yang sibuk dengan urusannya masing-masing. Akibatnya, begitu mudah musuh-musuh Islam menghancurkan Islam dan umatnya.

Allâhu Akbar 3X wa lil-Lâh al-hamd,
Ma’âsyira al-Muslimîn rahimakumulLâh.
 Pada akhir khutbah ini, kami ingin mangajak seluruh kaum Muslim untuk berjuang menegakkan syariah dan khilafah. Hanya dengan tegaknya Khilafah, ketaatan pada syariah secara kâffah dapat diwujudkan.

 Sungguh, kembalinya Khilafah merupakan janji Allah SWT dan berita gembira dari Rasulullah saw. Beliau bersabda:

«ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ»

Kemudian akan muncul kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian (HR Ahmad).

 Semoga janji Allah SWT dan berita gembira Rasulullah saw. berupa tegaknya kembali Khilafah ‘ala minhajin nubuwwah itu akan segera tiba. Semoga kita diberi kekuatan, kesabaran, keikhlasan dan keistiqamahan dalam berjuang menolong agama-Nya.

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللّهُمَّ صَلِّى وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ اَصْحَابِهِ وَمَنْ دَعَا إِلَى اللهِ بِدَعْوَةِ اْلإِسْلاَمِ وَمَنْ تَمَسَّكَ بِسُنَّةِ رَسُوْلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحسْاَنٍ اِلى يَوْمِ الدِّيْنِ
أَللّهُمَّ اغْفِرْلَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا، أَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّا مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا دُعَائَنَا وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَرُكُوْعَنَا وَسُجُوْدَنَا

أَللّهُمَّ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْلَنَا وَارْحَمْنَا اَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَاِفِرِيْنَ

اَللَّهُمَّ اجْعَلْناَ بِاْلأِيْماَنِ كاَمِلِيْنَ وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ وَلِلدَّعْوَةِ حَامِلِيْنَ وَبِاْلإِسْلاَمِ مُتَمَسِّكِيْنَ وَعَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنَ وَفِي الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ وَفِي اْلآخِرَةِ رَاغِبِيْنَ وَبِالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ وَلِلنِّعاَمِ شاَكِرِيْنَ وَعَلَى اْلبَلاَءِ صاَبِرِيْنَ.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ بِلاَدَنَا هَذَا وَسَائِرَ بِلاَدِ الْمُسْلِمِيْنَ سَخَاءً رَخاَءً، اَللَّهُمَّ مَنْ أَرَادَ بِناَ سُوْأً فَاَشْغِلْهُ فِي نَفْسِهِ وَمَنْ كَادَنَا فَكِدْهُ وَاجْعَلْ تَدْمِيْرَهُ تَدْبِيْرَهُ

اَللَّهُمَّ اجْعَلْناَ فِيْ ضَمَانِكَ وَأَمَانِكَ وَبِرِّكَ وَاِحْسَانِكَ وَاحْرُسْ بِعَيْنِكَ الَّتِيْ لاَ تَناَمُ وَاحْفَظْناَ بِرُكْنِكَ الَّذِيْ لاَ يُرَامُ.
اَللَّهُمَّ اَعِزِّ الإسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَاَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَكَ أَعْدَاءَنَا وَأَعْدَاءَ الدِّيْنِ، اَللَّهُمَّ دَمِّرْ جُيُوْشَ الْكُفَّارِ الْمُسْتَعْمِرِيْنَ أَمْرِيْكَا وَاَصْحَابَهُ الْمُلْعُوْنِيْنَ، اَللَّهُمَّ فَرِّقْ جَمْعَهُمْ وَشَتِّتْ شَمْلَهُمْ بِقُوَّتِكَ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ.

اَللّهُمَّ يَا مُنْـزِلَ الْكِتَابِ وَمُجْرِيَ الْحِساَبِ وَمُهْجِمَ اْلأَحْزَابِ، اِهْجِمِ اْليَهُوْدَ وَاَعْوَانَهُمْ والَصَلِّيْبِيِّيْنَ الظَّالِمِيْنَ وَاَنْصَارَهُمْ وَالرَّأْسُمَالِيِّيْنَ وَاِخْوَانَهُمْ وَ اْلإِشْتِرَاكَيِّيْنَ وَالشُيُوْعِيِّيْنَ وَاَشْيَاعَهُمْ
وَنَسْأَلُكَ اللَّهُمَّ تَحْرِيْرَ بِلاَدِ فَلِصْطِيْنِ وَاْلأَقْصَى، وَالْعِرَاقِ، وَ الشَّيْشَانَ، وَ اَفْغَانِسْتَانَ، وَ سَائِرِ بِلاَدِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ نُفُوْذِ الْكُفَّارِ الْغَاصِبِيْنَ وَ الْمُسْتَعْمِرِيْنَ.

اَللَّهُمَّ سَلِّمْنَا وَالْمُسْلِمِيْنَ ، اَللَّهُمَّ سَلِّمْ إِخْوَانَنَا فِي فَلِسْطِيْنَ، اَللَّهُمَّ سَلِّمْ إِخْوَانَنَا فِي كَشْمِيْرَ،
اَللَّهُمَّ سَلِّمْ إِخْوَانَنَا فِي الْهِنْدِ، اَللَّهُمَّ سَلِّمْ إِخْوَانَنَا فِي الشَيْشَانِ، اَللَّهُمَّ سَلِّمْ إِخْوَانَنَا فِي الصِّيْنِ، اَللَّهُمَّ سَلِّمْ إِخْوَانَنَا فِي فِيْلِبِيْنَ، اَللَّهُمَّ سَلِّمْ إِخْوَانَنَا فِي إِنْدُوْنِيْسِيَّا، اَللَّهُمَّ سَلِّمْ إِخْوَانَنَا فِي سَائِرِ بِلاَدِ الْمُسْلِمِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

 اَللَّهُمَّ ارْحَمْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، اَللَّهُمَّ اصْلِحْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، اَللَّهُمَّ احْفَظْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ أُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَلَّذِيْنَ يُقْرَأُوْنَ الْقُرْآنَ وَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلاَةَ وَ يُؤْتُوْنَ الزَّكَاةَ وَيَصُوْمُوْنَ صَوْمَ رَمَضَانَ، وَيَحُجُّوْنَ الْبَيْتَ الْحَرَامَ وَيُجَاهِدُوْنَ فِي سَبِيْلِكَ بِأَمْوَالِنَا وَأَنْفُسِنَا وَيَحْمِلُوْنَ الدَّعْوَةَ الإِسْلاَمِيَّةَ لاِسْتِئْنَافِ الْحَيَاةِ الإِسْلاَمِيَّة.

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ لَنَا دَوْلَةً إِسَلاَمِيَّةً خِلاَفَةً رَاشِدَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ، اَلَّتِي تُطَّبِّقُ شَرِيْعَتَكَ الْعُظْمَى وَتَحْمِي دِيْنَكَ وَالأُمَّةَ، بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَيا مُجِيْبَ السَّائِلِيْنَ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
وَصَلَّى اللهُ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
اللهُ اَكْبَرْ اَللهُ اَكْبَرْ اَللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ الْحَمْدُ.
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.
*
Share/Bookmark
PEJUANG KHILAFAH WAJIB BERDIRI DI TENGAH
7:16 PM | Author: el-Hafiy
PEJUANG KHILAFAH WAJIB BERDIRI DI TENGAH

Oleh : Prof. Fahmi Amhar

Pejuang khilafah itu memang wajib berdiri tengah,
Musuhnya yang sebenarnya itu adalah kafir penjajah,
Tetapi apakah kalian pernah membaca sejarah?
Penjajah hanya menang ketika kita terpecah belah.

Maka hati-hatilah wahai kawan, jangan mudah hilang arah.
Dari kanan, kadang ada orang yang mudah mencap bid'ah.
Dari kiri, ada yang menuduh kita ahistoris alias lupa sejarah.
Dari belakang, ada yang mendorong agar kita ikut menyerah.

Mereka menuduh kita ini ahli bid'ah dalam amal dan aqidah.
Kata mereka, tak pernah Rasul mendakwahkan khilafah.
Tak pernah pula Rasul berdemonstrasi untuk tausiyah.
Apalagi menggunakan akal untuk soal-soal akidah.
Tetapi kalau kita ingin menjelaskan pikiran kita dengan ramah,
Mereka menolak dengan sangat marah,
karena katanya duduk dengan ahli bid'ah, itu haram jaddah.

Mereka menuduh kita ini ahistoris alias lupa sejarah.
Sejarah khilafah adalah sejarah kelam yang berdarah-darah.
Dan Rasulullah itu katanya tak lebih dari seorang lurah.
Aneh, padahal Nabi mengangkat panglima dan gubernur kepala daerah.
Juga mengirim duta-duta besar ke para raja di seluruh wilayah.
Tetapi ketika argumentasi intelektual mereka kalah,
Mereka lalu meminjam tangan penguasa dengan berbagai fitnah.

Mereka ingin agar pada permainan demokrasi kita menyerah.
Katanya, kalau tak suka demokrasi, dari negeri ini sana enyah!
Katanya pula, kita ini orang-orang yang tidak istiqomah.
Anti demokrasi, tapi koq menikmatinya dengan renyah.
Terbukti datang ke DPR, ketika ada RUU yang bikin resah.
Atau jadi Pegawai Negeri Sipil tanpa merasa bersalah.
Ya itulah, cara berpikir mereka yang kelewat "nggladrah".

Tapi itulah wahai kawan, dinamika para pelaku sejarah.
Mereka harus siap menghadapi hidup yang sungguh tidak mudah.
Tetapi mereka sungguh beriman kepada Nabi, mesti tak bertemu wajah.
Karena istirahat dan kenikmatan yang sesungguhnya itu nanti di Al-Jannah.
*
Share/Bookmark
*```BUKLET Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam```*

_“Umat tanpa Khilafah seperti badan tanpa kepala”_ *(Habib Zaky al Haddad, Bogor)*

_“Kita sudah lama berusaha mengatasi problem umat namun sampai saat ini tak kunjung selesai. Sudah saatnya kita mengambil Islam sebagai solusinya secara total”_ *(Chairi Inayah, Wanita Sarikat Islam Indonesia)*

_“Hanya Syariah Islam dalam bingkai Khilafah yang dapat menyelesaikan segala persoalan ini”_ *(KH. Mukhlis, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kec. Bogor Utara)*

_“Sebagai bagian dari umat Islam, kita sangat merindukan diterapkannya Syariat Islam dan Khilafah. Oleh karena itu, sistem Islam ini harus selalu dibahas dan disosialisasikan di tengah umat!”_ *(Habib Ali Qubtin, Penasihat Ponpes Darul Abror Bukateja, Purbalingga, Jawa Tengah)*

_“Ulama harus menjadi pemimpin umat dalam perjuangan penegakan Syariah dan Khilafah”_ *(KH. Jaja, ulama sepuh Bogor)*

_“Tidak akan ada kekuatan memang kecuali kita harus bersatu, karena itu kita harus satu visi untuk tegaknya Syariah dan Khilafah”_ *(Kiai Opik, Cihaur, Majalengka)*

Langsung unduh buklet (plus gambar sampul) di: http://bit.ly/1Vscqja

atau unduh di:
http://www.mediafire.com/download/5r72p780sv4oobh/BUKLET_Sistem_Negara_Khilafah_Dalam_Syariah_Islam_plus_cover.docx

Semoga bermanfaat
Barakallahu lana
*
Share/Bookmark
Makna “Antum A’lamu Bi Amri Dunyakum”
12:10 AM | Author: el-Hafiy
Makna “Antum A’lamu Bi Amri Dunyakum”

عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ مَرَّ بِقَوْمٍ يُلَقِّحُونَ فَقَالَ «لَوْ لَمْ تَفْعَلُوا لَصَلُحَ». قَالَ فَخَرَجَ شِيصًا فَمَرَّ بِهِمْ فَقَالَ «مَا لِنَخْلِكُمْ». قَالُوا قُلْتَ كَذَا وَكَذَا قَالَ «أَنْتُمْ أَعْلَمُ بِأَمْرِ دُنْيَاكُمْ»

Dari Anas ra. dituturkan bahwa Nabi saw. pernah melewati satu kaum yang sedang melakukan penyerbukan kurma. Beliau lalu bersabda, “Andai kalian tidak melakukan penyerbukan niscaya kurma itu menjadi baik.” Anas berkata: Pohon kurma itu ternyata menghasilkan kurma yang jelek. Lalu Nabi saw. suatu saat melewati lagi mereka dan bertanya, “Apa yang terjadi pada kurma kalian?” Mereka berkata, “Anda pernah berkata demikian dan demikian.” Beliau pun bersabda, “Kalian lebih tahu tentang urusan dunia kalian.” (HR Muslim).

*
Share/Bookmark
DEMOKRASI LA RAIBA FIH
6:13 PM | Author: el-Hafiy
DEMOKRASI LA RAIBA FIH

Oleh: Arief B. Iskandar

Kalau ada bentrok antara Ustadz dengan Pastur, pihak Depag, Polsek, dan Danramil maka yang harus disalahkan adalah Ustadz. Sebab, kalau tidak, itu namanya diktator mayoritas. Kalau mayoritas kalah, itu memang sudah seharusnya, asalkan mayoritasnya Islam dan minoritasnya Kristen. Namun, kalau mayoritasnya Kristen dan minoritasnya Islam, Islam yang harus kalah. Baru wajar namanya…

*
Share/Bookmark

Daftar Isi

hosting murah, gratis domain





Kumpulan Bantahan – Jawaban Ilmiyyah HT (Resmi) & Syabab Atas Berbagai Fitnah Terhadap HT

Tanya Jawab Seputar Hizbut Tahrir & Metode Dakwah:

Tanya Jawab Seputar Hizbut Tahrir (1)
Tanya Jawab Seputar Hizbut Tahrir (2)
Tanya Jawab Seputar Hizbut Tahrir (3)
Hizbut Tahrir Adalah Partai Politik Yang Berdiri Sendiri Tidak Mewakili dan Tidak Diwakili Oleh Siapapun
Cara HT Mengungkapkan Dirinya Sendiri
Jawaban Tuntas Pertanyaan Berulang Seputar Khilafah dan Hizbut Tahrir
Mengenal Hizbut Tahrir
Tahapan Dakwah dan Aktivitas Politik Hizbut Tahrir
Jalan Rasulullah saw, Jalan Pasti Menuju Tegaknya Khilafah
Hizbut Tahrir : Dakwah Islam Pemikiran, Politik, dan Tanpa Kekerasan
Kenapa Hizbut Tahrir Partai Politik ?
Memoar Syaikh Abu Arqam (Generasi Awal Hizbut Tahrir)
Sejarah Awal Masuknya Hizbut Tahrir ke Indonesia
Ustadz Abu Zaid (DPP HTI): HT Hanya Meneladani Metode Dakwah Nabi SAW
Jalan Menuju Khilafah
Jalan Utopia Menuju Khilafah
Hizbut Tahir Menilai Berhasil Kenalkan Konsep Khilafah
Fikrah Akidah Islam
Capaian Muktamar Khilafah 2013
Muktamar Khilafah Sia-sia?
Wawancara Koran al Liwa’ dengan Ustadz Ahmad Al-Qashash (Media Informasi Hizbut Tahrir Lebanon) : Hizbut Tahrir Berasaskan Aqidah Islam
Wawancara Wartawan Al Quds Al Arabi dengan Ahmad Al-Khatib (Anggota Media Informasi Hizbut Tahrir) di Palestina
Keterangan Pers: Hizbut Tahrir yang Berjuang untuk Khilafah dengan Garis Perjuangan yang Sudah Tetap Tidak Akan Berhenti Menarik Perhatian Terhadapnya!
Jangan Takut Bergabung dengan Hizbut Tahrir

Koreksi Ilmiyyah HT atas Fitnah & Kesalahan Pemikiran:

Koreksi Atas buku WAMY dan Buku-Buku Derivatnya (Al-Thariiq ilaa Jamaa’at al-Muslimiin)
Koreksi Atas Artikel Sabili: “Menguak Hizbut Tahrir”
Catatan Jubir: HT Elitis?
Beberapa Tanggapan Terhadap Khilafah
Hizbut Tahrir dan Pemboikotan Media Massa (Media Anti Islam)
Hizbut Tahrir adalah Gerakan Islam yang Bekerja Membangun Negara Khilafah yang Merupakan Kewajiban Syariah dengan Metodologi yang Jelas dan Hanya Berdasarkan Syariah yang Benar
Melarang Aspirasi Penegakkan Syariat dan Khilafah Adalah Menentang Karya Agung Para Ulama dan Melestarikan Kerusakan Sistem Demokrasi
Catatan Atas Pemberitaan Seputar Hizbut Tahrir Terkait Konferensi Media Global
Hizbut Tahrir Berjuang Berlandaskan Islam (Tanggapan Atas Artikel Syathah di Surat Kabar Al-Intibahah)
Gerakan Islam dan Masalah Khilafah (Tanggapan Hizbut Tahrir Atas Surat Kabar Al-Ahram)
HT Turki: Siapa yang Mengklaim Adanya Hubungan antara Hizbut Tahrir dengan Ergenekon
Bantahan Terhadap Beberapa Kerancuan Koran asy-Syarq al-Awsath Terhadap Hizbut Tahrir
KETERANGAN PERS: Bantahan Hizbut Tahrir Indonesia Terhadap Buku Ilusi Negara Islam
Ilusi Buku Ilusi Negara Islam
Demokratisasi atau Revitalisasi? (Tanggapan untuk Ahmad Syafii Maarif)
Kenapa Ideologi Islam Dianggap Asing, Sedangkan Kapitalisme Tidak?
Bantahan Terhadap Artikel Dr Syafii Ma’arif
Koran “Shariato Phobia” (Kritik Terhadap The Jakarta Post)
Catatan Jubir HTI: The Jakarta Post dan Bias Media
The Jakarta Post/opinion : Inaccurate and misleading reports on HTI
Mencabut Terorisme dengan Dakwah (Tanggapan Untuk Jawa Pos)
Tanggapan Terhadap Artikel di Koran Ar-Riyadh
HT Turki Bantah Tudingan Media Massa
Hizbut Tahrir Wilayah Lebanon Tolak Tudingan Melakukan Aksi Bersenjata
Keputusan Penuntut Umum Denmark: Membatalkan Tuduhan Palsu Terhadap Hizbut Tahrir
Tanggapan HTI Jawa Barat Atas Berita Berjudul: ”Bangladesh Menahan 27 Penyebar Selebaran” Di Pikiran Rakyat Pada Edisi Ahad, 15 Maret 2009

Amir HT Berjuang Keras Bersama Umat:

Profil Amir HT Ke-1 Al-’Allamah Asy-Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani
Profil Amir HT Ke-2 Al-’Alim Asy-Syaikh ‘Abdul Qadim Zallum
Profil Amir HT Ke-3 Al-’Alim Asy-Syaikh ‘Atha bin Khalil Abu Ar-Rasythah
Memoar dari Penjara dan Indahnya Persahabatan bersama Amir Hizbut Tahrir, Al-Alim –Al-Jalil Sheikh Ata bin Khalil Abu al- Rashtah
Alhamdulillah, Facebook dan Twitter Resmi Amir Hizbut Tahrir Al-‘Alim ‘Atha bin Kholil Abu Ar-Rasytah Diluncurkan
Page FB Resmi Amir HT
Website Resmi Amir HT
Amir Hizbut Tahrir: Dukunglah Penegakkan Khilafah
Teks Pidato Amir Hizbut Tahrir Kepada Warga di Suriah
Surat Amir Hizbut Tahrir Kepada Salah Seorang Ulama Al-Azhar Syaikh Hasan al-Janaini yang Menjadi Pejuang Khilafah

Testimoni Sebagian Pandangan Ulama, Tokoh tentang HT & Perjuangan Menegakkan Syari’ah wal Khilafah:

Prof. Hassan Ko Nakata: Hanya Hizbut Tahrir Gerakan Politik Islam yang Memperjuangkan Terealisasinya Khilafah
Salah Satu Guru Besar Al-Azhar Al-Syariif Menjadi Pejuang Khilafah
Brigadir Hussam Alawak Menjelaskan Mengapa Ia Percaya Bahwa Hizbut Tahrir Adalah Kekasih Allah
Kumpulan Testimoni: Kita Akan Dukung Terus Hizbut Tahrir
Buya dan Asatidz Sumbar: Hizbut Tahrir Wadah Perjuangan Para Alim Ulama Untuk Menegakkan Khilafah
Testimoni Ulama: “Saya mahzabnya bukan Rambo yang berjuang sendirian, maka saya bergabung dengan Hizbut Tahrir”
Kiyai Dadang: “Saya Mendukung Hizbut Tahrir Sepenuh Hati, dan Siap Membantu dengan Segenap Kemampuan yang Ada”
Ulama Sumedang, Siap Berjuang Bersama Hizbut Tahrir Untuk terapkan Syariah dan Khilafah
Ulama Banjarnegara: “Begitu Kenal Dengan HTI, Saya Langsung Jatuh Hati”
Gus Lubabul: “Saya Warga NU, Tetapi Secara Batiniah Merasa Anggota HTI”
Komentar Beberapa Tokoh Lampung Terhadap Manifesto Hizbut-Tahrir untuk Indonesia
Workshop Ulama Rancaekek Timur:“Saya ingin Khilafah tegak besok”
Tokoh Lampung; Jiwa Kami Tetap Akan Mendukung Perjuangan HTI dalam Menegakkan Khilafah
Kalau Bisa HTI Rutin Memberikan Pencerahan kepada Jamaah
Ustadz Arifin Ilham : Puncak Kesufian Dalam Islam Adalah Dakwah dan Jihad Untuk Tegaknya Syariah dan Khilafah!
Pimpinan Ponpes Nurul Ulum Jember, KH. Abdullah: Kami Jalin Hubungan dengan HTI
Peduli Akan Wajibnya Berhukum Dengan Syariat Islam Kyai Muchlash Zain Undang Para Ulama dan Tokoh Ummat
Ulama Jabar: Kami Akan Terus Mensosialisasikan Wajibnya Syariah dan Khilafah!
Workshop Ulama Jawa Timur I : “Penyatuan Sikap dan Langkah Ulama Untuk Penegakan Syariah”
Ulama Mendukung Hizbut Tahrir Perjuangkan Syariah dan Khilafah

HT Pecahan dari Al-Ikhwan Al-Muslimin?

Kala Sebagian Pemimpin dan Anggota Al-Ikhwan Al-Muslimin Jatuh Hati Kepada Hizbut Tahrir
Syaikh Taqiyudin An-Nabhani Bukan Deflektor dari Gerakan Ikhwan

HT, Perjuangan Menegakkan Al-Khilafah & Jihad:

Tanya Jawab atas Ungkapan “Jihad Bukan Metode untuk Menegakkan al-Khilafah”
Jihad dalam Perspektif Hizbut Tahrir
Ustadz Ahmad Al-Qashash (Media Informasi Hizbut Tahrir Lebanon): Jihad Hukumnya Wajib!
Haji & Jihad
Soal Jawab Amir HT: الجهاد في العمل لإقامة الدولة
Soal Jawab Amir HT (Terjemah): Jihad dalam Perjuangan Untuk Menegakkan Daulah dan Ifadhah dalam Haji
Menyoal Perjuangan Bersenjata Untuk Menegakkan Daulah Islamiyah

HT & Pembahasan Bid’ah:

Jawab Soal Amir HT: Tentang Bid’ah

HT, Syi’ah & Sufy:

Kami Tidak Memiliki Hubungan dengan “Hizbut Tahrir Mesir yang Sufi” atau “Hizbut Tahrir Baru yang Syiah”
Tanya Jawab Amir HT: Hukum Taqiyyah & Syi’ah
Sunni-Syiah dalam Naungan Khilafah
HTI: Konsep Khilafah Islam Berbeda dengan Konsep Imamah Syiah
Syi’ah Dalam Kitab Resmi Hizbut Tahrir

HT & Syi’ah – Khomeini:

Tawaran Hizbut Tahrir Kepada Khameini
Syubhat: Hizbut Tahrir Mau Membai’at Khomeini Sebagai Khalifah?
Tidak Benar HT Pernah Tawarkan Khomeini Menjadi Kholifah

HT & Madzhab:

Hizbut Tahrir Apakah Sebuah Madzhab?
Bagaimana Menyikapi Perbedaan Madzhab
Persoalan Seputar Madzhab
Ahmadiyah: Perbedaan atau Penyimpangan?

HT, Khilafah & Imam Al-Mahdi

Perkataan Imam Bukhari “Fiihi Nazhar” Mengenai Seorang Perawi Hadits Tidak Selalu Melemahkan Haditsnya
Khilafah Bukan Negara Mazhab
Ulama Empat Mazhab Mewajibkan Khilafah
Dalil yang Tegas Tentang Kewajiban Khilafah
Kewajiban Menegakkan Khilafah
Jawab Soal: Hadits Bisyarah
KH. Drs. Hafidz Abdurrahman, MA : Hizbut Tahrir Sudah Punya Master Plan dan Road Map Untuk Menegakkan Khilafah
Ust H. Musthafa A Murtadho: Menegakkan Khilafah: Kewajiban Ulama
Menegakkan Khilafah bukan hanya Kewajiban Hizbut Tahrir
Haram Berdiam Diri Dari Menegakkan Khilafah Dengan Alasan Menunggu Imam Mahdi
Imam Mahdi dan Khilafah
Betulkah Imam Mahdi yang akan Mendirikan Khilafah?
Khilafah Islamiyah Akan Menyatukan Umat di atas Asas Islam dan Akan Mengadopsi Politik Industrialisasi Yang Kuat dan Menyeluruh
Upaya Mendirikan Khilafah
Seputar Dakwah untuk Mendirikan Khilafah
Deradikalisasi: Upaya Menghambat Pendirian Khilafah
Khilafah dan Strategi Industrialisasi Dunia Islam
Khilafah Menyatukan Umat Islam

Siapakah Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah?

Siapakah Aswaja’
Siapakah Aswaja’ (2)
Khilafah Menurut Ahlus Sunnah Wal Jamaah

Bantahan atas Syubhat Seputar HT, Hadits Ahad, Siksa Kubur

An-Nabhani: Hadits Ahad Tidak Diingkari Meski Tidak Menjadi Dalil Dalam Akidah
Pendirian Ibnu Hajar Mengenai Hadits Ahad yang Diperkuat oleh Qarinah
Jubir Hizbut Tahrir Lebanon: Wajib Mempercayai Masalah Siksa Kubur dan Dajjal
Ibnu Burhan: Hadits Ahad Riwayat Bukhari dan Muslim Tidak Qath’i
Khabar Ahad dalam Pandangan Ulama Ushul
Fatâwa Al Azhar Tentang Khabar Ahad
Pandangan Ormas Muhammadiyah & NU Tentang Khabar Ahad dalam Masalah Aqidah
Perbedaan antara Aqidah dan Hukum Syara’
Diskusi Khabar Ahad (Lanjutan I)
Metode Penetapan Aqidah
Al-’Ilmu wa Al-Dzan
Kedudukan Khabar Ahad dalam Masalah Aqidah

HT Memperbolehkan Pornografi?

Tanya Jawab: Menyaksikan Film ‘Panas’ dan Tikaman (Fitnah) Atas Hizbut Tahrir
Tanya Jawab Amir HT: Hukum Menonton Film di Bioskop dan Menonton Film Panas (Porno)?

HT adalah Mu’tazilah? Khawarij?

Apakah HT adalah Khawarij atau Muktazilah?
Bahasan Thariqul Iman (Kitab HT) & Penjelasan Imam Ibnu Qudamah
Pandangan Hizbut Tahrir Tentang Khawarij
Hizbut Tahrir Khawarij?
Bagaimana Mensikapi Kelompok Sempalan?
Sekilas Nasihat Al-’Alim Asy-Syaikh ‘Atha bin Khalil untuk Berhati-Hati Terhadap Vonis Takfir Serampangan

Syabab HT “OMDO”?

”Syabab HT Omdo”?! Inilah Jawaban Al-Qur’an & Al-Sunnah (Jawaban Tuntas Syar’iyyah)
Bicaralah! (Ust. Dr. M. Rahmat Kurnia – DPP HTI)
Edukasi Publik, Sia-sia?
M. Ismail Yusanto: Dukungan Umat Makin Nyata!
Muhammad Saleem (Aktifis Hizbut Tahrir Inggris) : Perubahan Membutuhkan Opini Publik!

Haram Golput?

Parlemen Bukan Satu-satunya Jalan Perubahan (Ada Jalan Lain yang Jelas Syar’i)
Pemilu dan Perubahan
Hukum Islam Atas Koalisi Parpol Islam dan Parpol Sekuler dalam Pandangan Islam
Hukum Islam Menjadi Caleg dalam Sistem Demokrasi
Masih Percaya Pada Demokrasi?
Parpol Islam Kian Pragmatis
Perubahan Revolusioner Perspektif Islam
Tanggapan Hizbut Tahrir Indonesia Terhadap Fatwa MUI Tentang Golput Tahun 2009
Ismail Yusanto: Seharusnya Fatwa Haram Terlibat dalam Sistem Sekuler
Fatwakanlah Wajibnya Menerapkan Syariah Islam!
Jubir HTI, HM Ismail Yusanto: Umat Harus Mendukung Partai Islam Ideologis
Pemilu 2009: Umat Berharap Pada Partai Yang Memperjuangkan Syariah Islam
Komentar Politik : Golput Meningkat, Elit Politik Panik
Partai Islam, Jangan Sekedar Basa-Basi
Ulama dan Khilafah: Islam Agama Sekaligus Negara
Ulama’ Dinilai Karena Sikapnya, Bukan Sebatas Ilmunya
Kedudukan Fatwa dalam Syariat Islam
Ulama Wajib Mengoreksi Penguasa
Bedah Qaidah Ahwanu Al-Syarrain (قاعدة أهون الشرين)
Bolehkah Berdalil Dengan Nabi Yusuf?
Soal Jawab: Partisipasi di dalam Sistem Kufur (Jawaban Amir Hizbut Tahrir Terhadap Penggunaan Hujjah Perbuatan Nabi Yusuf as dan Raja Najasyi)

HT & Ghibah (Menjawab Tuduhan bahwa HT Tukang Ghibah (Konotasi Negatif))

Penjelasan al-’Allamah al-Imam al-Nawawi Tentang Perincian Ghibah (Part. I)
Slide Show Kajian HT Cianjur “Menjaga Lisan & Hukum Ghibah dalam Islam”

HT & Hukum Muqatha’ah

Bolehkah Memutus Hubungan Dengan Sesama Muslim?
Soal Jawab: Hukum Memutus Hubungan (Muqatha’ah) dengan Sesama Muslim

HT Mengabaikan & Menyepelekan Akhlak?

Kritik Syabab atas Para Pencela HT “Menyepelekan Akhlak”

Syabab HT Menikmati Demokrasi?

Inilah Jawaban-Jawaban Kami atas Berbagai Dalih Pembenaran Atas Demokrasi (Kumpulan Makalah Ilmiyyah)
Menjustifikasi Demokrasi dengan Dalih Menikmatinya? (Jawaban Argumentatif)
Menikmati Demokrasi? Apa Kata Imam Sufyan al-Tsauri?
Berterima Kasih Pada Demokrasi?
KH Shiddiq al-Jawi: Islam Menolak Demokrasi
Kerusakan Negeri Oleh Demokrasi
Siapa Diskriminatif?
Dalam Demokrasi, Siapapun Cenderung Jadi Buruk
Dampak Buruk Sistem Demokrasi
Wajah Buruk Demokrasi
Hakikat Buruk Demokrasi
Dengan Demokrasi, Orang Jadi Munafik

Hizbut Tahrir dan Amirnya Tidak Anti Kritik & Koreksi:

Jawab Soal Amir HT: Penolakan Hizbut Tahrir dan Amirnya atas Berbagai Kritik dan Koreksi
Klarifikasi Seputar Penolakan Hizbut Tahrir dan Amirnya atas Kritik dan Koreksi

Hizbut Tahrir Memperbolehkan Mencium Wanita Ajnabiyyah?

Benarkah Hizbut Tahrir Memperbolehkan Mencium Wanita Ajnabiyyah?

Thalabun Nushrah Itu Hukum Syara’ – Metode Dakwah Rasulullah SAW!

Tanya Jawab Amir HT: Thalabun Nushrah
KH Ali Bayanullah Al Hafidz: “Ibadah Haji, Momentum Thalabun Nushrah”
Ustadz Syamsudin Ramadhan : Tholabun Nushroh Metode Syar’i Menegakkan Khilafah
Soal Jawab Thalab an Nushrah
Thalabun-Nushrah: Kunci Perubahan
Thalabun Nushrah Bagian dari Metode Dakwah Rasulullaah SAW

Batas Waktu Kekosongan Tegaknya Al-Khilafah yang Merupakan Kewajiban

Jawab Soal Amir HT: Tenggak Waktu yang Diperbolehkan bagi Kaum Muslimin untuk Menegakkan al-Khilafah
Umat Haram Tanpa Khalifah Lebih Dari Tiga Hari?

Hukum Status Ormas Islam

Jawaban atas Tuduhan Terhadap HTI Terkait Status “Ormas Islam” (I)
Tanya Jawab dengan Amir HT

Kumpulan Bantahan Ilmiyyah atas Berbagai Dalih Pembenaran terhadap Demokrasi

Inilah Jawaban-Jawaban Kami atas Berbagai Dalih Pembenaran Terhadap Demokrasi (Kumpulan Makalah Ilmiyyah)

Kumpulan Nasihat-Nasihat Terkait

Nasehat Berharga Syaikh Thalib Awadallah Kepada Syabab Hizbut Tahrir Dalam Berdebat
Adab-Adab Berdebat dalam Islam (Kajian Kitab Nafsiyyah Islamiyyah)
Nasihat atas Perdebatan yang Tidak Syar’i (Saling Mengolok-Olok, -)
Kecaman Syari’at Terhadap Sifat Takabur & Sikap Melecehkan Lawan Diskusi
Hati-Hati Berfatwa Tanpa Ilmu
Nasihat Asy-Syaikh ‘Atha bin Khalil Atas Pentingnya Iman Terhadap Akhirat (Kajian Tafsir Syaikh ‘Atha)
Adab Bergaul Dengan Sesama Muslim

Kumpulan Download Bantahan Ilmiyyah (File Ppt, Pdf & Word):

Menjawab Syubhat terhadap Ide-ide Hizbut Tahrir ==>direct download, resumeable
Menjawab Syubhat terhadap Ide-ide Hizbut Tahrir ==>alternatif
Bantahan HT atas Tulisan Idrus Ramli

Kumpulan Download E-Book Kitab HT (Arab – Indo)

Download Sebagian E-Book Kitab Hizbut Tahrir (Gratis)
Unduh Kitab-Kitab HTI – 1
Unduh Kitab-Kitab HTI – 2

Kumpulan Buku pemikiran IMAM TAQIYUDDIN ANNABHANI

[00] tarif hizbut tahrir.zip
[01] pembentukan partai politik islam.zip
[02] Negara Islam.zip
[03] Titik Tolak Perjalanan Dakwah HT.zip
[04] terjun ke masyarakat.zip
[05] sistem pemerintahan islam.zip
[06] dustur.zip
[07] ahkamush sholat.zip
[08] kaidah kausalitas.zip
[09] dinamika aqidah islam.zip
[10] HADITS AHAD.zip
[11] membangun ekonomi alternatif pasca kapitalisme.zip
[12] Materi-Seputar Gerakan Islam.zip
[13] bunga rampai.zip
[14] tinjauan kritis terhadap asas ideologi sosialisme dan kapitalisme.zip
[16] keniscayaan benturan peradaban.zip
[17] kritik islam terhadap uud 1945.zip
[18] menggugat thagut demokrasi.zip
[19] menghancurkan demokrasi.zip
[20] demokrasi kufur.zip
[21] Bunga Bank Haram.zip
[22] diskursus negara islam.zip
[23] metode perubahan untuk melanjutkan kehidupan islam.zip
[24] sebab-sebab kegoncangan pasar modal.zip
[25] SHARIAH ISLAM INDONESIA.zip
[26] Soal Jawab Seputar Khamer.zip
[27] KHUTBAH AIDUL FITRI 1424 H.zip
[28] marhaban ramadhan.zip
[29] Menjinakkan Kesombongan.zip
[30] serangan amerika untuk menghancurkan islam.zip
[31] 36 SOAL JAWAB.zip
[32] 37-SOAL JAWAB.zip
[33] AMWAL.zip
[34] bayyinat.zip
[35] bendera rasul.zip
[36] cantik.zip
[37] DAKWAH WAJIB.zip
[38] DAKWAH JILID 2.zip
[39] fikrul islam.zip
[40] DARKNESS.zip
[41] dirasat.zip
[42] establish.zip
[43] ips-islam politik spiritual.zip
[45] jihad dan politik.zip
[46] kloning.zip
[47] khilafah-solisi.zip
[48a] kepribadian islam 1.zip
[48b] kepribadian islam ii.zip
[48c] kepribadian islam iii.zip
[49] Manhaj Hizb.zip
[50] selamatkan indonesia dengan syariah.zip
[51] materi dakwah.zip
[52] luruskah akidah anda.zip
[53] mafahim islamiyah.zip