Alhamdulillaah adalah kata yang paling tepat untuk selalu diucapkan, mengingat Allaah atas segala yang telah diberikan-Nya kepada manusia. Sesungguhnya Allaah SWT adalah Zat Yang Maha Suci, tidak ada sesuatu pun yang menyertai-Nya dan tidak ada sesuatu pun sebelumnya. Dia adalah hakekat dan kebenaran, Dia menciptakan apapun yang Dia kehendaki. Allaah SWT berfirman: “orang-orang yang mengingat Allaah baik dalam keadaan berdiri, duduk, ataupun berbaring serta memikirkan penciptaan langit dan bumi seraya berdo’a, “duhai Tuhan kami, tidaklah engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia”. Hanya orang berimanlah yang akan senantiasa bersyukur kepada Allaah dengan selalu memikirkan segala hal tentang ciptaan Allaah.
Semua Zat yang ada di langit, gunung-gunung, lautan, sungai-sungai, hewan dan tumbuhan serta seluru bagian di alam semesta ini semuanya mensucikan Allaah sekaligus bersujud dan tunduk patuh kepada-Nya serta mentaatinya. Allaah berfirman: “Senantiasa bertashbih kepada-Nya langit yang tujuh, bumi dan siapa saja yang ada di dalamnya, tidak ada satu mahluk pun kecuali mensucikan dan memujinya. Akan tetapi kalian tidaklah memahami tashbih meraka. Sesungguhnya Allaah Maha Lembut dan Maha Pengampun”. (TQS. Al-Isro’:44)
Allaah memuliakan manusia dengan memberi akal untuk memahami perunjuk Allaah dan sekaligus sebagai obyek taklif dari Allaah untuk sebuah misi yaitu memimpin di dunia sesuai aturan-aturan Allaah(syari’at islam). Dengan akal, manusia bisa berfikir tentang hakekat keberadaan Allah, dengan selalu berfikir tentang ciiptaan-ciptaan Allaah. Sesungguhnya Allaah telah menaburkan selaksa nikmat dan karunia kepada kita semua. Allaah berjanji bahwa jika manusia pandai bersyukur niscaya Allaah akan menambah karunia-Nya, sebaliknya jika manusia ingkar maka Allaah mengancam akan memberikan siksa yang amat pedih dan menghancurkan.
Ummat islam yang mayoritas, tapi mengapa kesengsaraan, musibah, kemiskinan, kebodohan, kriminalitas semakin tinggi di degeri-negeri islam?
Ya, karena kira kurang bersyukur kepada Allaah, kita terlalu membangkang dan menghianati terhadap setiap perintah Allaah, kita terlalu mengagungkan akal untuk menandingi Allaah. Kita menolak mentah-mentah hukum-hukum Allaah (syari’at islam) dan lebih memilih kepada hukum buatan akal, serta selalu menuruti hawa nafsu.
Setiap hari kita hidup di bumi Allaah, makan dari rizki Allaah, tapi kita merasa manusialah pemilik dunia ini. Apakah kita tidak pernah belajar dari kisah-kisah kaum yang membangkang sehingga dimusnahkan Allah?
Allaah berfirman : “Dan Allaah telah membuat suatu perumpamaan sebuah negeri yang dulunya
Semua Zat yang ada di langit, gunung-gunung, lautan, sungai-sungai, hewan dan tumbuhan serta seluru bagian di alam semesta ini semuanya mensucikan Allaah sekaligus bersujud dan tunduk patuh kepada-Nya serta mentaatinya. Allaah berfirman: “Senantiasa bertashbih kepada-Nya langit yang tujuh, bumi dan siapa saja yang ada di dalamnya, tidak ada satu mahluk pun kecuali mensucikan dan memujinya. Akan tetapi kalian tidaklah memahami tashbih meraka. Sesungguhnya Allaah Maha Lembut dan Maha Pengampun”. (TQS. Al-Isro’:44)
Allaah memuliakan manusia dengan memberi akal untuk memahami perunjuk Allaah dan sekaligus sebagai obyek taklif dari Allaah untuk sebuah misi yaitu memimpin di dunia sesuai aturan-aturan Allaah(syari’at islam). Dengan akal, manusia bisa berfikir tentang hakekat keberadaan Allah, dengan selalu berfikir tentang ciiptaan-ciptaan Allaah. Sesungguhnya Allaah telah menaburkan selaksa nikmat dan karunia kepada kita semua. Allaah berjanji bahwa jika manusia pandai bersyukur niscaya Allaah akan menambah karunia-Nya, sebaliknya jika manusia ingkar maka Allaah mengancam akan memberikan siksa yang amat pedih dan menghancurkan.
Ummat islam yang mayoritas, tapi mengapa kesengsaraan, musibah, kemiskinan, kebodohan, kriminalitas semakin tinggi di degeri-negeri islam?
Ya, karena kira kurang bersyukur kepada Allaah, kita terlalu membangkang dan menghianati terhadap setiap perintah Allaah, kita terlalu mengagungkan akal untuk menandingi Allaah. Kita menolak mentah-mentah hukum-hukum Allaah (syari’at islam) dan lebih memilih kepada hukum buatan akal, serta selalu menuruti hawa nafsu.
Setiap hari kita hidup di bumi Allaah, makan dari rizki Allaah, tapi kita merasa manusialah pemilik dunia ini. Apakah kita tidak pernah belajar dari kisah-kisah kaum yang membangkang sehingga dimusnahkan Allah?
Allaah berfirman : “Dan Allaah telah membuat suatu perumpamaan sebuah negeri yang dulunya
aman lagi tentram, rizkinya datang berlimpah ruah kepadanya dari segala penjuru, tetapi penduduknya mengingkari nikmat-nikmat Allaah, karena itu Allaah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan disebabkan apa yang selalu mereka lakukan”(TQS. An-Nahl :112).
Sesungguhnya tiada cara dan upaya untuk melanggengkan dan mengikat karunia yang ada kecuali dengan cara:
1. Taubah An-Nasuha. Kita harus berhenti bermaksiat kepada Allaah dan berubah menjadi orang yang bertaqwa (masuk islam secara kaffah/menyeluruh)(TQS.)
2.Mengikatkan diri pada hukum-hukum Allaah dan selalu memperjuangkan syariat islam. Allaah berfirman : “Barang siapa yang tidak berhukum dengan hukum Allaah, maka termasuk orang-orang yang kafir” (TQS. Al-Maidah:44)
3. Berda’wah untuk mengembalikan kehidupan islam. Kita semua wajib untuk saling menolong dalam amar ma’ruf nahyi munkar, bersama-sama berjuang untuk menerapkan syari’at islam dalam diri, masyarakat dan negara, sebagaimana Allaah berfirman: “dan hendaklah ada segolongan ummat yang menyeru kepada kebaikan (islam), menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah kepada yang mungkar” (TQS. Ali-Imron: 104).
4. Menasehati penguasa agar amanah dalam memimpin masyarakat dengan berusaha secara bersungguh-sungguh menerapkan islam dan menolak intervensi asing.
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti kami menambah nikmat kepadamu dan jika kamu mengkari nikmatku maka sesungguhnya azabku sangat pedih”(TQS. Ibrohim:7).
Wahai saudaraku seaqidah islamiyah, penyebab kerusakan yang terjadi baik di darat,air dan udara adalah karena ulah manusia. Sistem yang kita gunakan adalah sisitem yang bobrok yaitu kapitalisme sekuler yang memberlakukan hukum rimba -yang kuat memakan yang lemah-, tentunya ini tidak boleh kita biarkan karena akan mengancam kelangsungan hidup manusia dan lalam semesta ini. Jangan tunggu tua untuk bertaubat dan kembali kepada Islam kaffah. Kita tidak tahu kapan kita akan dipanggil Allah. Jadilah pejuang Islam dengan berharap mati syahid dalam dakwah. Ada yang mengatakan Tiada Islam Tanpa Syariah, Tiada Syariah Tanpa Khilafah dan Tiada Khilafah Tanpa Dakwah. Maka, tunggu apa lagi, mari kita bahu-membahu untuk mewujudkan cita-cita Islam dalam tatanan Dunia yang sejahtera di bawah naungan Islam. Wujudkan syukur kita dalam ketaatan dalam setiap perbutan yang bertujuan yaitu Menggapai Ridho Allah. Dan RidhoAllah akan terwujud jika Syariat Allah dilaksanakan secara murni dan konsekuen. Tinggalkan sekarang juga kapitalisme dan sekulerisme biang kerok kerusakan dunia.Saudaraku semua, kutunggu perjuanganmu dalam dakwah islam.
Allahu Akbar.
*DPO Al-Farabi
by Faisal
*
Sesungguhnya tiada cara dan upaya untuk melanggengkan dan mengikat karunia yang ada kecuali dengan cara:
1. Taubah An-Nasuha. Kita harus berhenti bermaksiat kepada Allaah dan berubah menjadi orang yang bertaqwa (masuk islam secara kaffah/menyeluruh)(TQS.)
2.Mengikatkan diri pada hukum-hukum Allaah dan selalu memperjuangkan syariat islam. Allaah berfirman : “Barang siapa yang tidak berhukum dengan hukum Allaah, maka termasuk orang-orang yang kafir” (TQS. Al-Maidah:44)
3. Berda’wah untuk mengembalikan kehidupan islam. Kita semua wajib untuk saling menolong dalam amar ma’ruf nahyi munkar, bersama-sama berjuang untuk menerapkan syari’at islam dalam diri, masyarakat dan negara, sebagaimana Allaah berfirman: “dan hendaklah ada segolongan ummat yang menyeru kepada kebaikan (islam), menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah kepada yang mungkar” (TQS. Ali-Imron: 104).
4. Menasehati penguasa agar amanah dalam memimpin masyarakat dengan berusaha secara bersungguh-sungguh menerapkan islam dan menolak intervensi asing.
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti kami menambah nikmat kepadamu dan jika kamu mengkari nikmatku maka sesungguhnya azabku sangat pedih”(TQS. Ibrohim:7).
Wahai saudaraku seaqidah islamiyah, penyebab kerusakan yang terjadi baik di darat,air dan udara adalah karena ulah manusia. Sistem yang kita gunakan adalah sisitem yang bobrok yaitu kapitalisme sekuler yang memberlakukan hukum rimba -yang kuat memakan yang lemah-, tentunya ini tidak boleh kita biarkan karena akan mengancam kelangsungan hidup manusia dan lalam semesta ini. Jangan tunggu tua untuk bertaubat dan kembali kepada Islam kaffah. Kita tidak tahu kapan kita akan dipanggil Allah. Jadilah pejuang Islam dengan berharap mati syahid dalam dakwah. Ada yang mengatakan Tiada Islam Tanpa Syariah, Tiada Syariah Tanpa Khilafah dan Tiada Khilafah Tanpa Dakwah. Maka, tunggu apa lagi, mari kita bahu-membahu untuk mewujudkan cita-cita Islam dalam tatanan Dunia yang sejahtera di bawah naungan Islam. Wujudkan syukur kita dalam ketaatan dalam setiap perbutan yang bertujuan yaitu Menggapai Ridho Allah. Dan RidhoAllah akan terwujud jika Syariat Allah dilaksanakan secara murni dan konsekuen. Tinggalkan sekarang juga kapitalisme dan sekulerisme biang kerok kerusakan dunia.Saudaraku semua, kutunggu perjuanganmu dalam dakwah islam.
Allahu Akbar.
*DPO Al-Farabi
by Faisal

0 comments: