src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjE2wB244Bm78reefG40-foIbNz4Ptjht4IVNmt9dxLRHuwByP5KlgqU-C5A_DKPWaFjIbCnTXeDqNed_URACHuvx6FMLqigIk2jzeWvaiGTrrXBJEcXR00S2x7RVCdsQ0asEQu/s200/MK2013-Jakarta02.jpg" title="" width="200">
Berikut tulisan ust Dwi Condro ketika mengcounter pendapat salah
seorang teman yg mengatakan, kita berjuang berdasar kapasitas kita
masing2, jd silahkan bila ad
a yg berjuang utk tegaknya khilafah, dan ada yg berjuang utk kebaikan yg lain, yg penting fastabiqul khoirot....
Alhamdulillah, terima kasih Mas Hadi. Telah mengingatkan pada kita
semua. Kalau boleh menambahkan (kalau salah mohon dikoreksi):
*

Berjuang berdasar kapasitas kita masing-masing ?
Pendukung Pertama Dakwah Hizbut Tahrir di Indonesia Ternyata Ulama NU - KH.Abdullah bin Nuh
==================================================
Ulama Besar NU Bogor
Abdullah bin Nuh atau yang lebih dikenal dengan panggilan ‘Mamak’
adalah seorang ulama, tokoh pendidikan, sastrawan dan pejuang. Pria
shalih yang lahir di Kampung Meron Kaum, Kota Cianjur Jawa Barat pada
tanggal 6 Juni 1905 ini1, melalui tabanni pendapat Imam Al-Ghazali,
sangat
gigih menyerukan agar masyarakat berpegang teguh pada ajaran atau
syariah Islam.
Apa yang
diserukan oleh Mamak ini dilandasi dari ‘kegelisahan’ hatinya melihat
realitas masyarakat Dunia Islam yang saat itu dalam ancaman
disintegrasi. Umat Islam saat itu mulai ‘berebut’ kekuasaan karena
hasutan dari musuh-musuh Islam. Umat Islam saat itu berhasil
dikerat-kerat oleh musuh-musuhnya.
*

Pendukung Pertama Dakwah Hizbut Tahrir di Indonesia Ternyata Ulama NU - KH.Abdullah bin Nuh
BENARKAH KHILAFAH HANYA 30 TAHUN?
Banyak orang beranggapan bahwa tegaknya Khilafah itu mustahil, dan juga
tidak ada dalilnya.
Salah satu argumentasi yang digunakan adalah adanya
dalil yang mengatakan bahwa Khilafah itu hanya 30 tahun.
Benarkah seperti itu?
*

BENARKAH KHILAFAH HANYA 30 TAHUN?
SYEIKH TAQIYUDDIN DI MATA PARA ULAMA
Ada beberapa orang yang mengatakan bahwa Syeikh Taqiyuddina itu orang sesat, yang pendapatnya nyeleneh, dan tidak diakui ol
eh ulama-ulama besar.
Permasalahan ini sebenarnya tidak perlu dibahas, sebab orang yang mengatakan hal ini sebenarnya orang awam atau orang begelar “ulama” tetapi dengan kualitas
awam, sehingga pernyataannya tidak ada bobot ilmiah yang perlu ditanggapi.
Hanya saja, agar fitnah terkait dengan diri Syeikh Taqiyuddin tidak terus berlanjut, di sini kami akan membahas hal tersebut hakikat yang sebenarnya secara fair. Sebab, membiarkan fitnah terhadap seorang ulama yang mukhlis, sama artinya kita terlibat dalam fitnah tersebut. Namun, jika setelah kami jelaskan, ternyata ada pihak-pihak yang justru semakin bernafsu untuk memfitnah beliau, maka kami berlepas diri (nahnu barii’un minhum), sebab kami sudah menyampaikan hakikat yang sebenarnya, sesuai kemampuan kami.
*

SYEIKH TAQIYUDDIN DI MATA PARA ULAMA