Oleh : KH. M. Shiddiq al-Jawi, S.Si, MSI**
Relasi Agama dan Negara
Khilafah dapat disebut juga “negara Islam” (ad dawlah al islamiyah) atau “sistem pemerintah Islam” (nizham al hukm fi al islam). Meskipun Khilafah adalah ajaran Islam yang asli (genuine),
namun banyak umat Islam yang kurang memahaminya. Keaslian ajaran
Khilafah itu dapat dibuktikan dari
pandangan Islam mengenai relasi
(hubungan) agama dan negara (kekuasaan). Pandangan Islam ini dirumuskan
dalam kalimat “Al Islam diin wa minhu ad daulah.”
(Isam adalah agama, di antaranya adalah ajaran tentang bernegara). Ini
berbeda dengan konsep sekularisme dari Barat yang memisahkan agama dan
negara (fashlud diin ‘an ad daulah). Agama dan negara dalam ajaran Islam tidak terpisah, karena dua sebab berikut ;
*

Empat Pilar Negara Khilafah*
Soal:
Kalau nanti Khilafah berdiri, siapa yang akan menjadi khalifah kaum Muslim? Andai saja Amir atau anggota Hizbut Tahrir menjadi khalifah, bagaimana relasi keduanya sehingga dia tetap independen?
Jawab:
Jika Khilafah berdiri dengan izin dan pertolongan Allah, insya Allah yang diangkat menjadi khalifah adalah orang terbaik, setelah memenuhi syarat in’iqad: Muslim, balig, berakal, laki-laki, merdeka, adil dan mampu menjalankan seluruh kewajibannya sebagai Khalifah.
href="http://hizbut-tahrir.or.id/2012/06/03/saat-khilafah-berdiri-siapa-kholifahnya/#_edn1" name="_ednref1">
[1] Adapun syarat lain, seperti keturunan Quraisy, mujtahid dan pemberani, hanyalah syarat pelengkap (
afdhaliyyah); bukan syarat sah dan tidaknya seseorang menjadi khalifah.
[2]
Hanya
saja, siapakah yang paling layak di antara orang terbaik yang memenuhi
kriteria tersebut? Tentu orang yang ikut berjuang menegakkan Khilafah,
dan ketua partai politik, atau gerakan revolusioner yang berhasil
mendapatkan mandat kekuasaan (istilam al-hukm) dari umat.
Begitulah Nabi saw. mencontohkan dan begitulah sejarah membuktikan. Nabi
saw. sendiri adalah ketua partai politik, yang dikenal dengan Hizbur Rasul,
ketika masih di Makkah. Nabi saw. mendidik, mempersiapkan proses
perubahan dan mewujudkan perubahan bersama para Sahabat yang menjadi
anggota Hizbur Rasul hingga mendapatkan baiat pertama dan kedua
dari kaum Aus dan Khazraj di ‘Aqabah, Mina. Wajar, jika kemudian Nabi
saw. menjadi kepala Negara Islam pertama. Sebab, Baginda Nabi saw.-lah
pejuang dan pemimpin para pejuang yang melakukan perubahan revolusioner
tersebut.
*

Saat Khilafah Berdiri, Siapa Kholifahnya ?